Jalan Panjang Sosialisme Islam Indonesia; Secuil Catatan Dari Bedah Film Guru Bangsa: Tjokroaminoto HIMAKUM Universitas Sutomo
SERANG – Jejak liku dan jalan panjang sosialisme Islam di Indonesia, salah satunya bisa dilacak dari pemikiran-pemikiran Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Dalam sejarahnya, Tjokroaminoto punya andil besar dalam menempa para tokoh pergerakan nasional. Tjokro adalah guru politik sekaligus induk semang dari tokoh-tokoh nasional seperti Sukarno, Semaoen, Musso, Alimin, Agus Salim, Kartosoewirjo, dll.
Demikian disampaikan Yusa’ Farchan, Pengamat Politik sekaligus Kaprodi Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo (UNSUT) dalam Diskusi dan Bedah Film Guru Bangsa: Tjokroaminoto di area kantin Kampus Universitas Sutomo, Serang, Banten, Jumat malam (30/09/2022).
Kegiatan Bedah Film Guru Bangsa: Tjokroaminoto ini digagas oleh HIMAKUM (Himpunan Mahasiswa Ilmu Hukum) Universitas Sutomo dengan dukungan HIMA di lingkungan UNSUT, dan dihadiri oleh puluhan peserta dari kalangan mahasiswa.
Dalam forum bedah film tersebut, Yusa’ mengatakan “Tjokroaminoto telah menyebarkan berbagai gagasannya tentang Islam yang anti-penindasan, penjajahan, dan kekerasan. Tjokro merangkul dan menggerakkan ribuan massa untuk menuntut kesetaraan, kemandirian, dan kemerdekaan bangsa dari pemerintah kolonial. Tjokro menghadirkan Islam sebagai kekuatan budaya sekaligus politik dalam perjuangannya. Inilah kelebihan dan keunggulan pemikiran Tjokroaminoto yang mencoba mengawinkan antara gagasan sosialisme dan Islam”.
Lebih lanjut Yusa’ mengatakan, “Tjokroaminoto memilih Islam sebagai basis fundamental perjuangannya dengan memakai khazanah Barat sebagai peralatan metodologis untuk menafsirkan realitas kebangsaan dan keindonesiaan. Bagi Tjokro, Islam dan sosialisme bukanlah dua kutub yang berseberangan. Keduanya tidak perlu dipertentangkan karena saling melengkapi, bahkan menghasilkan kombinasi yang kokoh. Tjokro berhasil meramu dengan baik tiga prinsip penting sosialisme yaitu liberty, equality, serta fraternity dengan nafas Islam untuk menyatukan kelompok Islam dalam melawan kolonialisme saat itu. Makanya tepat kalau kemudian Tjokro disebut sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia. Tjokro bukan hanya Raja Tanpa Mahkota, tetapi pergerakan dan perjuangannya nya jelas revolusioner!”, pungkas Yusa’.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Bedah Film Tirmidzi mengatakan, bedah film sekaligus diskusi ini merupakan wujud kepedulian kami terhadap perjuangan dan pergerakan tokoh-tokoh nasional. “Generasi sekarang ini banyak yang tidak mengenal para pendiri bangsa seperti Tjokroaminoto, padahal jasanya besar sekali. Ide-ide Tjokro juga brilian, bahkan ia menjadi guru politik para pendiri republik. Untuk itulah kami menghadirkan acara ini”, ujar Tirmidzi, Wakil ketua HIMAKUM UNSUT di lokasi bedah film.
Film Guru Bangsa: Tjokroaminoto merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 2015. Film ini disutradarai oleh Garin Nugroho dan diproduseri Christine Hakim. Film yang menceritakan biografi tokoh pahlawan nasional Tjokroaminoto ini melibatkan beberapa aktor-aktris yang terlibat dalam film ini antara lain Reza Rahardian, Christine Hakim, Didi Petet, Alex Komang, Egi Fedly, Sujiwo Tedjo, Maia Estianty, dan lain-lain.
Dari delapan nominasi yang didapatkannya pada Festival Film Indonesia 2015, film ini berhasil memenangkan tiga di antaranya yaitu Sinematografi Terbaik, Tata Artistik Terbaik, dan Tata Busana Terbaik. red
0 Comments